 |
| Ilustrasi taman sekolah |
Deli Serdang, JAYAPOST.COM - Sungguh miris, program Desa Satu Pendidikan Kabupaten Deli Serdang membuat para Kepala Sekolah menjerit. Hal ini dikarekan setiap kegiatan dan membuat atau membangun hal - hal di sekolah menggunakan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Seperti halnya membuat Green House, membuat taman Sekolah, akomodasi kegiatan Desa Satu, semuanya pasti menggunakan anggaran atau biaya.
Sementara diketahui, untuk hal - hal tersebut tidak ada ditampung di anggaran BOS sesuai Permendikbud (Juknis). Hal ini jelas bisa menjerat para Kepala Sekolah, karena akan menjadi temuan kesalahan penggunaan anggaran Dana BOS.
Banyak Kepala Sekolah Dasar di Deli Serdang mengeluhkan kegiatan Desa Satu pendidikan tersebut. " Kami sangat susah dibuat kegiatan Desa Satu ini, setiap ada kegiatan ke daerah lain, kami harus ikut atau di pungut biaya, " ujar salah satu Kepsek.
Lanjutnya mengatakan, ditambah lagi disuruh membuat taman dan Green House dengan menggunakan dana BOS. Sementara anggaran dana BOS tersebut sudah sangat pas - Pasan, ungkapnya.
Hal ini menjadi sorotan DPC LSM Penjara-PN Deli Serdang, melalui Ketua Ahmad Khomaini meminta Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan harus mengevaluasi program Desa Satu Pendidikan.
" Bupati harus mengevaluasi program Desa Satu tersebut, karena sangat menjerat Kepala Sekolah, " ujarnya.
Lanjut Khomaini mengatakan seperti halnya di SD Negeri 101874 Batang Kuis yang saat ini sedang dilaporkan ke Inspektorat dan Penegak Hukum, dimana anggaran dana BOS nya dipakai untuk membangun Green House dan taman.
Diketahui, sesuai Juknis anggaran dana BOS hanya boleh dipakai hanya bisa dipakai untuk perawatan dan pemeliharaan sebesar 30%, tidak untuk membuat atau membangun.
" Kita juga akan meminta Aparat Penegak Hukum memeriksa dan mengusut permasalahan ini. SD Negeri 101874 Batang Kuis kita jadi contoh untuk Penegak Hukum melakukan pemeriksaan ke Sekolah lain dan Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, " pungkasnya. (JP - Indra)