Medan, jayapost.com - Lembaga Reclasseering Indonesia Sumut sangat
menyayangkan adanya kegiatan yang bernuansa agama di Mar'Up. Hal ini
terjadi saat kegiatan Christmas Season Tahun 2019.
Menurut
Ray Sinaga dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Sumatera Utara
Reclasseering Indonesia Sumut menjelaskan kepada Jayapost. Com pada
Selasa (17/12) bahwa, Pekerjaan Belanja Jasa EO pada kegiatan Christmas
tersebut banyak sekali yang tidak terlaksana, diantaranya ; untuk sewa
stand pameran, tenda kerucut, floring, karpet sebanyak 10 stand, tenda
undangan VIP, kuliner, meja, kursi plastik dan masih banyak lagi
pengadaan yang ditiadakan.
Apalagi nasi kotak yang
disiapkan Panitia Penyelenggara 3.500 Kotak diduga menjadi 1500 kotak.
Sehingga dihari kedua peserta lomba dan undangan banyak yang tidak
makan.
Padahal, semua pengadaan telah dianggarkan.
Dari Hasil Investigasi dan konfirmasi kepada pihak penyedia makananan, diketahui biaya nasi perkotaknya sebesar Rp.17.000,- sementara dibuat menjadi Rp.35.000,- perkotaknya. Kuat dugaan adanya mark up terhadap anggarannya.
Dari Hasil Investigasi dan konfirmasi kepada pihak penyedia makananan, diketahui biaya nasi perkotaknya sebesar Rp.17.000,- sementara dibuat menjadi Rp.35.000,- perkotaknya. Kuat dugaan adanya mark up terhadap anggarannya.
"Pelaksanaan
kegiatan itu diadakan di Gedung Pardede Hall dengan menggunakan dana
Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2019 sebesar Pagu Rp.
1.392.400.000, dengan Nilai Kontrak Rp 1.329.680.000 dimenangkan Oleh
CV. Yohana Gemilang, yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan Kota Medan,
"ungkapnya. ( JP - Putra )
